![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmyqvVUVnW8On7bwYw5cWs54mR7Wi1EV42BinaUrFsQ_U9DqRAMY6XBSwyDt4gNYB8hu94EH8h1pXWgJ0rYnsl6R2twG2qTCzF-sSNmr8D6GrG0Vh2u4poXSTK1_UZeZ-_kbo1MaB3yyk/s320/Ovvy_Tribun_closeup.jpg)
TRIBUN BATAM, 24 November 2007
Prameswari Jovita Astuti Putri baru berusia 5,5 tahun atau 66 bulan. Tetapi, pada usia itu, bocah masa depan Provinsi Kepri itu justru sudah mendapat perhatian dunia.
Ia tidak hanya mengharumkan nama Kepri, tetapi juga
Saking cerdasnya anak itu, walau masih umur 5,5 tahun saat ini sudah duduk di bangku kelas 1 SD Kartini di Jodoh. Ketika ditanay apa cita-citanya, Jovita mengaku ingin jadi guru, “Saya ingin jadi guru, nanti kalau udah besar,” kata Jovita, Jumat (23/11).
Anak dari pasangan Jopie & Astuti itu terlihat gembira saat mengangkat pialanya. “Saya senang
Astuti mengatakan, sejak kecil anaknya sudah kutu buku dan bersemangat sekali kalau belajar dan membaca. Jovita sudah terbiasa disiplin dengan waktu. “Saya membiasakan anak saya ini disiplin waktu. Sejak playgroup sudah disiplin. Pulang dari sekolah, saya antar les Bahasa Inggris, sorenya belajar Sempoa, dan malamnya mengaji. Jadi hampir tidak ada waktu untuk bermain di luar kegiatan itu,” kata Astuti.
Astuti mengatakan, setelah bertanding dan melihat anaknya dapat juara, ia tidak henti-hentinya mencium anak semata wayangnya itu. “Terus terang, saya bangga sekali anak saya bisa juara internasional, Mas. Padahal selama ini belum pernah bertanding ke luar negeri, langsung bisa jauara. Usai menerima piala itu, saya tak henti-hentinya mencium Jovita,” kenang Astuti tentang peristiwa bersejarah di
Lomba tingkat internasional itu diikuti
Ketua rombongan yang juka Kelapa Sekolah Sempoa Kepri, Herry mengatakan, peserta dari Kepri sudah mengikuti tiga kali pertandingan tingkat internasional. Pertama tahun 2002, saat itu yang dikirim dua orang, mereka dapat juara 2 dan 3. Selanjutnya tahun 2005 yang dikirim
Awalnya tim Sempoa Kepri menarget tiga medali emas, tapi yang berhasil disabet hanya satu emas untuk tingkta pemula. Juara 2 sebanyak tujuh orang, dan juara 3 sebanyak 16 orang. Tapi, capaian itu sudah luar biasa karena lebih dari separuh mereka memboyong trofi.
Lin Lin, guru Sempoa SIP yang melatih mereka mengatakan, semua peserta yang dikirim sudah melakukan persiapan. Sebelum berangkat sudah ditingkatkan intensitas pertemuan dan latihan. Kompetisi di Kuala Lumpur 18 November lalu, tentunya akan mendorong semanagt anak untuk terus bergiat dan berlatih.
“Keberangkatan kami kesana untuk menguji kemampuan kami, ternyata hasilnay sangat luar biasa. Kita sangat diperhitungkan di tingkat internasional. Mereka bisa berpacu menyelesaikan 100 soal dalam tempo 5 menit,” papar Lin Lin.
Sebanyak 39 anak yang bertanding itu terdiri dari dua anak dari Dabo Singkep, 17 dari Karimun, dan 20 orang dari Batam. Sedangkan Kabupaten Bintan dan Tanjungpinang tidak mengirim utusan. Peserta yang berangkat anatar umur 5,5 tahun sampai 13 tahun dan rata-rata sudah berada di level tiga.(hat).